Selasa, 15 Februari 2011

Novel Biografi Muhammad : Lelaki Penggenggam Hujan



Renta, buta, pengemis dan dia seorang Yahudi. Lelaki tua itu mendudukkan badan ringkihnya seperti kain usang yang teronggok. Kepala bergerak-gerak, telinga menjadi matanya. Seperti kemarin, jarang yang menghampirinya dan melemparkan sejumlah receh untuknya menyambung hidup. Dia menunggu seseorang yang setiap pagi menjadi yang pertama mendatanginya. Pengemis tua itu yakin, pagi ini pun tidak akan ada yang berubah.
Dia datang. Dia datang. Pengemis itu mengenali langkah seseorang yang mendatanginya setiap pagi. Dia bersiap untuk mengulangi mantra yang dia rapal setiap hari, setiap kali ada orang yang menghampirinya dan memberi keping receh untuk menyambung napasnya.
“Janganlah engkau mendekati Muhammad karena dia orang gila, pembohong dan tukang sihir! Jika engkau mendekatinya, engkau akan dipengaruhinya.”
Dimulai. Ini pengulangan setiap hari. Rutinitas yang tidak pernah terganti. Seseorang itu akan menyuapkan makanan lunak kepada pengemis renta dengan mulutnya sendiri. Perlahan dan penuh kelembutan. Seperti induk burung yang menyuapi anaknya melalui paruhnya. Makanan selembut apapun akan sulit sikunyah oleh pengemis renta itu.
Apa yang dilakukan seseorang yang senantiasa setiap pagi sama saja dengan surga.
Dia tidak perlu melakukan apa-apa. Hanya mengangakan mulutnya, makanan yang halus siap telan telah berpindah ke rongga mulutnya. Orang itu mengunyahkan makanan untuk dia dengan mulutnya sendiri. Perlahan-lahan sampai tandas seluruh makanan yang ia bawa.
“Janganlah engkau mendekati Muhammad,” si tua itu mengulangi kalimatnya. Seolah dia mendapat layanan ekstra dari orang tak dikenalnya itu karena kalimat-kalimat yang ia ucapkan, “ Jangan…karena dia orang gila, pembohong, dan tukang sihir! Jika engkau mendekatinya engkau akan dipengaruhinya.”
Orang itu tersenyum. Tidak bersuara. Dia bangkit perlahan setelah memastikan si tua selesai dengan makanannya. Lelaki itu bangkit lalu menderap meninggalkan si pengemis. Langkahnya tegap dan terukur. Ritmis dan berpendar wibawa. Lelaki itu … dirimu, wahai Muhammad Al-Mustafa.



Sebuah Biografi Rasulullah disajikan dalam bentuk novel di hadirkan seorang novelis handal Tasaro GK membaca buku ini membuat bukan hanya kita mengetahui sejarah beliau namun kita di bawa larut dalam perjalanan lebih detail dengan gesture, ucapan serta pikiran Rasulullah yang sangat mengispirasi.

            Tasaro membuat kita seolah-olah berbicara dengan junjungan kita sepanjang abad itu, memanggil beliau dengan sebutan yang mulia Lelaki yang Lembut Tutur Katanya, Pembawa Kabar Gembira, Tuan yang Berhalus Rasa, yang Bijak Simpulannya, Lelaki Penyeka Lara, Lelaki yang Terjaga dari Dosa, Lelaki yang Kata dan Perbuatannya Tak Pernah Bertentangan, Panglima Cemerlang, Lelaki yang Memiliki Hati Terjaga Suci.

Walau bahasa yang digunakan lumayan tinggi, serta alur yang lumayan membingungkan karena novel ini di buat 2 jalan cerita. Pertama mengenai pencarian seorang perjalanan seorang pemuda bernama Kashva. Pemuda Persia yang rela meninggalkan Kuil tempat ia belajar, dikejar-kejar tentara Khosrou (Raja Persia), demi menemukan Lelaki Penggenggam Hujan : Muhammad SAW.
Sosok Kashva, ialah seorang "peramal" dari Persia yang jengah dengan agamanya, Zoroaster, yang menyimpang dari ajaran sesungguhnya. Kashva mencoba memecahkan ramalan2 tentang turunnya nabi baru dan semua itu membawanya ke dalam perjalanan menuju Rasulullah yang saat itu sedang berjuang dengan dakwah beliau
Alur kedua merupakan perjalanan Nabi Muhammad sendiri dengan suguhan cerita yang tidak bosan dibaca.


Duhai Lelaki yang penuh Cinta, Engkau menatap Aisyah dengan caramu yang sarat cinta. Sang istri yang konon menjadi kekasih tersayang diantara istri-istrimu tersenyum sebagai balasan. Dia menyadari, dalam kondisi bagaimanapun, engkau tetap berusaha menjadisuami yang menetramkan. Hari itu engkau dan rombonganmu dalam perjalanan menuju Madinah usai mematahkan serangan Bani Al-Musthaliq.
Hari itu, apakah kebahagiaan tengah demikian berkumpul dihatimu? Aisyah mengenakan jubahnya. Wajahnya terlihat belia. Pesona Nirmala memancar sempurna dari matanya. Ada keagungan dalam aura remajanya. Dia menatap hamparan pasir luas yang meyenangkan di lembah pemberhentian itu. Apakah engkau dan istrimu tengah menyiapkan sebuah permainan kecil?
Sekelebat terasa semacam déjà vu. Dulu sekali, ketika masih di Makkah, engkau menemui Aisyah kecil di rumah ayahnya, Abu Bakar. Ketika itu, Aisyah sedang memegangi sesuatu. Engkau menggodanya. “Berikanlah itu kepadaku,” ujarmu.
Sama seperti Aisyah, engkau juga mengenakan jubahmu, setelah memadu senyum, engkau lantas bersiap, mengambil ancang-ancang, lari kemudian. Saling berlomba. Berusaha mendahului satu atas yang lain.
Apakah itu yang sayup terdengar adalah tawamu? Perlombaan ini akhirnya engkau yang memenangi. “Ini untuk perlombaan lainnya ketika engkau menang dariku,” bisikmu mesra. Aisyah tentu paham, kini kedudukan antara dia dan engkau menjadi satu banding satu dalam hal lomba berlari. Dia pura-pura tak peduli.
Aisyah meresapi sebuah perasaan yang utuh dalam dirinya. KEbahagiaan yang timbangannya tidak sanggup diimbangi oleh emas sebesar gunung sekalipun. Menjadi istrimu bukan hal yang mudah meski kemuliaan yang ia dapatpun tidak ternilai. Mengatur hati untuk tidak senantiasa disulut cemburu tentu bukan pekerjaan sederhana. Bahkan, meski Aisyah paham, setiap pernikahanmu selalu di barengi alasan yang masuk akal.


Masih banyak lagi cerita-cerita manis yang disajikan untuk menceritakan sejarah Rasulullah yang memang sering kita dengar kisahnya. Emang di novel ini yang paling menarik Cuma kisah-kisah beliau yang bikin haru, cerita mengenai pencarian Muhammad oleh seorang pemuda yaitu Kashva. Pencarian yang panjang dari satu tempat ke tempat yang lain membuat emang dibutuhkan kesabaran, yang menarik ialah agama-agama terdahulu yang dibawa tokoh-tokoh di Novel ini telah menyebutkan di kitab  mengenai adanya Nabi Terakhir pembawa kebenaran di muka bumi membuat kita sedikit banyak mengetahui ajaran mereka namun secara halus.

            Semoga Bermanfaat bagi yang mau melengkapi koleksi bacaan mengenai Rasulullah SAW dan ingin terus menghadirkan sosok beliau di hati kita.



Bersyukur kita termasuk umat Beliau yang dijanjikan akan selalu diingatnya apabila kita melakukan hal yang sama. Bersama bersama Keluarga, sahabat serta umatnya yang lain dalam merengkuh manisnya Syurga Ilahi.

Bersyukur bagi siapa saja mereka yang menjadi turunan beliau, yang tentu bisa meneruskan suri tauladan yang telah Beliau lakukan dahulu.

Dihari kelahiran junjungan Nabi besar Muhammad SAW , baik yang merayakan atau tidak dengan cara apapun yang jelas Beliau ingin kita selalu damai karena kita saudara, kita terus melaksanakan perintah Allah dan sunnah beliau buatnya tersenyum karena kita merupakan Umat terbaik.


Terima Kasih ya buat sahabat kembar saya, Eka dan Eda yang udah minjemin Novel luar biasa ini, pas banget momentnya ngabisin buku setebel 500 lebih lembar ini sewaktu maulid Nabi. (ketauaann dapet minjemmm hihiiii… (:   )
Untuk seseorang yang dulu selalu mengingatkan saya untuk selalu bershalawat dan menambah kecintaan saya pada Rasulullah.
You’re the best I ever had … HAHB  #cieee… hahhaaaaaaa.. :P


Allohuma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad

Tidak ada komentar: